31 Agustus, 2007

Banjir Rendam Rohul


Dari: raflis tata ruang <tata_ruang_riau@yahoo.co.id>
Kepada: tata_ruang_riau@yahoogroups.com
Terkirim: Senin, 18 Juni, 2007 9:47:36
Topik: [tata_ruang_riau] Banjir Rendam Rohul

16 Juni 2007 Pukul 10:19
Laporan ENGKI PRIMA PUTRA, Pasirpengaraian engkiprima-putra@ riaupos.co. id

Banjir kembali melanda kabupaten Rokan Hulu (Rohul). Jumat (15/6), ratusan rumah dan sejumlah ruas jalan di Rohul terendam banjir. Hal itu disebabkan meluapnya air Sungai Batang Lubuh Pasirpengaraian dan Sungai Rokan Kanan dalam waktu sepekan terakhir. Meluapnya air sungai juga tidak lepas dari hujan deras yang sering mengguyur daerah ini.

Berdasarkan pantauan Riau Pos sekitar pukul 12.15 WIB, air sungai Batang Lubuh Pasirpengaraian mulai naik. Sejumlah rumah penduduk dan ruas jalan terendam banjir, terutama di Dusun Tanjung Harapan Kelurahan Pasirpengaraian, Desa Babubussalam dan Desa Pematangbarangan Kecamatan Rambah yang berada di pinggir Sungai Batang Lubuh Pasirpengaraian.Banjir yang kembali terjadi pada Juni 2007 ini tergolong kecil dibandingkan dengan banjir yang terjadi Januari 2007 lalu. Dimana ketinggian air di ruas jalan mencapai setengah lutut orang dewasa, sementara luapan air sungai Batang Lubuh yang merendam rumah warga di Kecamatan Rambah terutama di pingir sungai. Bahkan di pinggir Jalan Diponegoro Pasirpengaraian tepatnya simpang Supra yang ketinggian air mencapai 70 centimeter

Sebagian warga terlihat sibuk menyelamatkan harta bendanya agar tidak terjangkau oleh luapan air yang kian meninggi pada sore kemarin. Namun warga tidak mengungsi, dan masih memilih tetap bertahan di rumahnya. Sejumlah warga Dusun Tanjung Harapan Kecamatan Rambah ada yang keluar menggunakan sampan kayu, mengingat banjir ini semakin meninggi. Banjir yang terjadi kemarin tidak berlangsung lama. Sekitar pukul 18.30 WIB, banjir mulai surut. Sekadar mengingatkan, ruas Jalan Diponegoro tepatnya di Simpang Supra ini pada Januari 2007 lalu sempat terputus akibat tingginya air yang mengenangi badan jalan. Akibatnya kendaraan roda empat tidak bisa melintas.

Ruas jalan dan rumah penduduk di Kecamatan Rambah yang sempat terendam banjir yang mencapai 50 centimeter juga sudah menurun. Hanya saja air masih menggenangi pekarangan rumah. Salah seorang Warga Desa Babussalam, Joni (45) yang rumahnya ikut terendam banjir, kepada Riau Pos, Jumat (15/6) mengatakan bahwa banjir yang terjadi di kampung mereka tergolong kecil. Berbeda dengan banjir yang terjadi pada Januari dan April 2007 lalu. Sebagian warga masih menetap di rumah sekaligus menyelamatkan barang dan harta bendanya dari jangkauan air.Menurutnya, penyebab terjadinya banjir karena tinginya curah hujan dalam sepekan terakhir. Kondisi ini menyebabkan air sungai Batang Lubuh Pasirpengaraian meluap hingga ke ruas jalan dan rumah penduduk. ''Kita berharap cobaan Allah ini tidak sering terjadi lagi di Rohul.. Karena banjir ini dinilai hanya sesaat karena derasnya curah hujan pada malam kemarin di Kecamatan Rambah. Kami tetap waspada dan memasang rak yang tinggi untuk meletakkan barang dan harta benda agar tidak terjangkau air,'' ucapnya.

Selain banjir yang terjadi merendam rumah warga di Kecamatan Rambah, banjir juga terjadi di Desa Rantau Binuang Sakti, Desa Ulak Patian dan Desa Kepenuhan Hilir Kecamatan Kepenuhan. Dimana rumah warga dan ruas jalan di tiga desa tersebut digenangi banjir. Sehingga warga terpasak menggunakan jalan transportasi air.Warga Akan MengungsiSementara itu dari Desa Pelanduk Kecamatan Kunto Darussalam-Rohul dilaporkan bahwa ratusan warga akan mengungsi jika hujan tetap akan turun. Selain rumah tidak bisa dihuni, sarana umum seperti masjid dan SDN 16 juga tidak bisa beroperasi. Hujan lebat yang menguyur hampir di semua wilayah Rohul ternyata sangat berdampak besar bagi masyarakat. Beberapa ruas anak sungai tidak bisa menampung debit air yang mengalir sehingga air melimpah dan mengenangi rumah warga.

Bukan hanya itu, tiga titik badan jalan yang menghubungkan Kecamatan Pagaran Tapah-Kecamatan Kunto Darussalam-Kecamata n Bonai juga tidak bisa dilalui kenderaan baik roda dua atau roda empat. Ketinggian air yang mengalir dibadan jalan mencapai 1 meter bahkan ada yang lebih, dengan kepanjangan rata-rata 200 meter.Banjir yang hanya diakibatkan hujan satu malam itu ternyata sudah menjadi agenda bulanan masyarakat desa yang berdomisili di tiga kecamatan tersebut. Bukan hanya kerugian materi terbuang begitu saja, masyarakat juga terkadang harus mau mengungsi untuk menyelamatakan barang-barang miliknya.
''Beginilah nasib kami yang tinggal di sini. Bila musim hujan, tidur pun tak pernah pulas karena takut tiba-tiba air datang dan mengenang di rumah. Memang, air tersebut tidak mengalir deras, tapi barang-barang yang ada di rumah basah semua bahkan pakaian dan alat elektronik kadang tidak bisa dipakai lagi,'' kata Sundari (24) salah seorang warga Desa Pelanduk kepada Riau Pos, Jumat (16/6).Ibu satu anak ini juga menceritakan, kejadian kali ini memang termasuk kejadian banjir besar. Namun warga desa juga pernah merasakan banjir yang lebih besar, Januari 2007 lalu.(amf)

Tidak ada komentar:

Kedaulatan Rakyat Atas Ruang Harus Segera Diwujudkan

Suaka Margasatwa

Balai Raja

Giam Siak Kecil

Bukit Batu

Danau Pulau Besar

Bukit Rimbang Bukit Baling

Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket

 Tasik Tanjung Padang

Tasik Serkap

Tasik Metas

Tasik Belat

 Kerumutan

Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket

Perbandingan RTRWN Terhadap RTRWP

[RTRWN-RTRWP2.gif]