Kampung Melayu Perlu Diwacanakan Pemko Pekanbaru
16 Jun 2008 20:28 wib
ad
PEKANBARU (RiauInfo) - WAKil Ketua Komisi II DPRD Pekanbaru, Haris Jumadi SE, menanggapi positif rencana Pemerintah Kota (Pemko) yang akan meresmikan Jalan Karet menjadi China Town seiring HUT Pekanbaru yang jatuh pada tanggal 23 Juni nanti. Namun Pemko juga semestinya memiliki keinginan untuk mewacanakan Kampung Melayu di Kota Pekanbaru ini.
"Sebagai pusat Kota Melayu, seharusnya Riau khususnya Pekanbaru memiliki hal itu. Selain bisa dijadi kan kota wisata, juga dapat menjaga aset Melayu yang ada di Pekanbaru," ungkap Haris pada wartawan di Gedung DPRD Balai Payung Sekaki, Senin (16/06).
Menurutnya, saat ini Kampung Melayu hanya sekedar nama kelurahan saja bukan sebagai kawasan dimana keberadaan pusat melayu yang ada di Pekanbaru dapat terlihat di situ. Untuk itu, dalam Rancangan Ulang Tata Ruang Kota (RUTRK) diharapkan Kampung Melayu dapat menjadi kawasan pariwisata terpadu.
Di sanalah nilai-nilai sejarag budaya Melayu kita kumpulkan. Bentuknya bisa berupa museum atau hal-hal lainnya," ungkap anggota dewan dari fraksi PKS ini.
Haris mengatakan untuk mewujudkan hal tersebut, sekitar Pasar Bawah bisa menjadi pilot project-nya untuk tahap awal. Pasalnya di daerah tersebut, sisa-sisa kebudayaan Melayu masih banyak terlihat di samping terjaganya arsitektur-arsitektur dulu di daerah itu.
Kampung Melayu yang menampilkan diaroma Kota Pekanbaru tahun 224 dulu perlu dipikirkan oleh Pemko," katanya dengan semangat.
Selain itu, Haris menyinggung tentang pembangunan Mesjid Raya jangan sampai meninggalkan nilai-nilai budaya Melayu yang masih ada. Namun dirinya bukan tak sepakat dengan pembangunan mesjid Raya yang sedemikian luas itu. "Tapi sayang bila pembangunan itu harus meruntuhkan nilai-nilai sejarah budaya Melayu yang ada," tandasnya.
Ditambahkannya, dalam pembahasan RUTRK nanti diharapkan ada pengalokasikan ruang di Pekanbaru ini yang benar-benar serius untuk menangani budaya Melayu ini yang dikombinasikan dengan Kawasan Pariwisata Terpadu nanti.
Ini perlu didukung dengan Perda tersendiri terkait Kawasan Pariwisata Terpadu Pekanbaru. Dan di sinilah nanti akan berkumpul tenun Pekanbaru, makanan Pekanbaru dan segala hal yang berbau Melayu," paparnya kepada wartawan.(muchtiar)
http://www.riauinfo.com/main/news.php?c=11&id=5365
16 Jun 2008 20:28 wib
ad
PEKANBARU (RiauInfo) - WAKil Ketua Komisi II DPRD Pekanbaru, Haris Jumadi SE, menanggapi positif rencana Pemerintah Kota (Pemko) yang akan meresmikan Jalan Karet menjadi China Town seiring HUT Pekanbaru yang jatuh pada tanggal 23 Juni nanti. Namun Pemko juga semestinya memiliki keinginan untuk mewacanakan Kampung Melayu di Kota Pekanbaru ini.
"Sebagai pusat Kota Melayu, seharusnya Riau khususnya Pekanbaru memiliki hal itu. Selain bisa dijadi kan kota wisata, juga dapat menjaga aset Melayu yang ada di Pekanbaru," ungkap Haris pada wartawan di Gedung DPRD Balai Payung Sekaki, Senin (16/06).
Menurutnya, saat ini Kampung Melayu hanya sekedar nama kelurahan saja bukan sebagai kawasan dimana keberadaan pusat melayu yang ada di Pekanbaru dapat terlihat di situ. Untuk itu, dalam Rancangan Ulang Tata Ruang Kota (RUTRK) diharapkan Kampung Melayu dapat menjadi kawasan pariwisata terpadu.
Di sanalah nilai-nilai sejarag budaya Melayu kita kumpulkan. Bentuknya bisa berupa museum atau hal-hal lainnya," ungkap anggota dewan dari fraksi PKS ini.
Haris mengatakan untuk mewujudkan hal tersebut, sekitar Pasar Bawah bisa menjadi pilot project-nya untuk tahap awal. Pasalnya di daerah tersebut, sisa-sisa kebudayaan Melayu masih banyak terlihat di samping terjaganya arsitektur-arsitektur dulu di daerah itu.
Kampung Melayu yang menampilkan diaroma Kota Pekanbaru tahun 224 dulu perlu dipikirkan oleh Pemko," katanya dengan semangat.
Selain itu, Haris menyinggung tentang pembangunan Mesjid Raya jangan sampai meninggalkan nilai-nilai budaya Melayu yang masih ada. Namun dirinya bukan tak sepakat dengan pembangunan mesjid Raya yang sedemikian luas itu. "Tapi sayang bila pembangunan itu harus meruntuhkan nilai-nilai sejarah budaya Melayu yang ada," tandasnya.
Ditambahkannya, dalam pembahasan RUTRK nanti diharapkan ada pengalokasikan ruang di Pekanbaru ini yang benar-benar serius untuk menangani budaya Melayu ini yang dikombinasikan dengan Kawasan Pariwisata Terpadu nanti.
Ini perlu didukung dengan Perda tersendiri terkait Kawasan Pariwisata Terpadu Pekanbaru. Dan di sinilah nanti akan berkumpul tenun Pekanbaru, makanan Pekanbaru dan segala hal yang berbau Melayu," paparnya kepada wartawan.(muchtiar)
http://www.riauinfo.com/main/news.php?c=11&id=5365
Tidak ada komentar:
Posting Komentar