Dari: raflis tata ruang <tata_ruang_riau@yahoo.co.id>
Kepada: tata_ruang_riau@yahoogroups.com
Terkirim: Jumat, 22 Juni, 2007 2:00:40
Topik: [tata_ruang_riau] Warga Sungai Rumbia Mengungsi
Kalau kita lihat fenomena dibawah ini terlihat bahwa kita sebetulnya belum punya data mendasar tentang kenapa banjir terjadi
Kita masih menyalahkan alam sebagai penyebab terjadinya bencana ini selalu kita menuding bahwa ini merupakan "banjir kiriman, curah hujan tinggi, atau pasang surut air laut," Pada prinsipnya kita tetap menyalahkan alam sebagai biang keladinya. Sampai Saat ini belum ada riset yang serius untuk mencari penyebab dari bencana ini yang bisa dipertanggungjawabk an secara akademik. sehingga langkah yang pasti untuk penanggulangan ini bisa diambil.
Salah satu langkah yang bisa dilakukan dengan merumuskan rencana tata ruang secara benar dengan data-data yang valid dan tidak dimanipulasi. Analisis persoalan pun harus bebas dari berbagai kepentingan sehingga alokasi pemanfaatan lahan bisa diatur dengan baik sehingga dampak bencana bisa dikurangi.
Secara teoritis banjir di daerah bantaran sungai adalah merupakan suatu proses alamiah terjadi dan hal ini merupakan tipologi sungai bagian hilir. Alam memang sudah mengatur semuanya, tetapi fenomena alam ini dipercepat oleh pola-pola pembangunan destruktif yang dilakukan oleh manusia. Tuhan memang menciptakan sumberdaya alam untuk dimamanfaatkan untuk kesejasteraan manusia. Tetapi ada hal yang harus selalu kita ingat bahwa Alam mempunyai keterbatasan, Dalam hal ini Faktor daya dukung lingkungan harus tetap diperhatikan dalam setiap pola pemanfaatan
Faktor daya dukung lingkungan ini harus menjadi acuan utama dalam setiap pola pemanfaatan lahan yang ada, Daya dukung lingkungan ini bisa dihitung kalau kita punya data yang cukup dan bisa dipertanggunggjawab kan secara akademik.
20 Juni 2007 Pukul 11:23 | |
BAGANSIAPI-API (RP) - Sedikitnya, sekitar 200 jiwa atau sebanyak 30 kepala keluarga (KK), warga Sungai Rumbia, Kepenghuluan Bangkomakmur, Kecamatan Bangkopusako, Kabupaten Rohil, telah mengungsi ke daerah dataran tinggi seperti di jalan lantaran tempat tinggalnya telah terendam banjir. Tidak hanya itu, musibah banjir tersebut turut menggenangi gedung SMA Negeri I Bangkopusako yang gilirannya kegiatan proses belajar dan mengajar terlebih saat siswa sedang mengikuti ujian semester menjadi terganggu. |
Camat Bangkopusako, Acil Rustianto didampingi Camat Tanahputih Ahmad Arslan yang ditemui Riau Pos, Selasa (19/6) mengatakan bahwa dua unit tenda sudah dioperasikan. ''Perlu untuk diketahui, dua tenda itu hanya diperuntukan buat warga tidur. Sedangkan untuk kegiatan masak dan lainnya, masyarakat melakukannya di dalam rumahnya masing-masing,'' katanya.
Dijelaskannya lagi, masyarakat yang telah mengungsikan keluarganya di tempat yang agak aman tersebut sebagian besar memiliki rumah yang tidak berpanggung. ''Sebagian besar rumah masyarakat yang berbentuk panggung seperti resetlemen, kondisinya masih aman-aman saja. Artinya, rumahnya tidak terendam banjir,'' katanya.
Sementara gedung SMA Negeri I Bangkopusako juga telah terendam banjir. Gilirannya, untuk sementara kegiatan ujian semester bagi siswa SMA Negeri I Bangkopusako dialihkan ke gedung SMP Negeri I Bangkopusako. Secara kebetulan, gedung SMP Negeri I Bangkopusako berada di dataran yang agak tinggi. Disamping itu, pelajar kelas III di SMP Negeri I Bangkopusako tersebut sudah selesai mengikuti ujian.(sah)
http://www.riaupos. com/
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar