31 Agustus, 2007

Masyarakat Turun ke Jalan Sekitar 75 Persen Kelurahan Dumai Kota Kebanjiran


Dari: raflis tata ruang <tata_ruang_riau@yahoo.co.id>
Kepada: tata_ruang_riau@yahoogroups.com
Terkirim: Senin, 18 Juni, 2007 9:12:01
Topik: [tata_ruang_riau] (unknown)

Masyarakat Turun ke Jalan Sekitar 75 Persen Kelurahan Dumai Kota Kebanjiran
Dumai-Banjir kembali melanda Kota Dumai, khususnya wilayah Kelurahan Dumai Kota. Sekitar 75 peren rumah warga di kelurahan tersebut, terendam air hingga setinggi lutut orang dewasa. Penyebabnya, hujan mengguyur Kota Dumai sekitar dua jam pada pagi hari, Jumat (15/6)..

Pantauan Riau Mandiri di lapangan, ratusan rumah warga yang berada di Jalan Kamboja, Teratai dan Jalan Tenaga, terendam air hingga selutut orang dewasa. Masyarakat yang telah bosan dengan janji-janji untuk mengatasi masalah tersebut, turun ke jalan. Aksi warga ini, juga diiringi dengan membakar ban dan membongkar median Jalan Datuk Laksemana. Tujuannya, agar air yang menggenangi pemukiman warga dapat mengalir hingga ke laut. Rahmadi, dari Forum Peduli lingkungan dan juga Ketua RT 02, Kelurahan Dumai Kota, yang turun ke jalan bersama warga, saat dijumpai Riau Mandiri mengatakan, banjir terjadi akibat pembangunan di kawasan pelabuhan yang terus dilakukan pihak pengelola. Pengelola pelabuhan dikatakan Rahmadi tidak memikirkan dampak bagi warga sekitarnya. Akibatnya, setiap hujan datang, rumah warga akan terendam air, karena gorong-gorong pembuangan air menuju laut sudah banyak yang ditutup. Padahal, Kelurahan Dumai Kota merupakan wilayah terakhir tumpukan air, sebelum mengalir ke laut. "Tahun 2005 lalu, pihak Pelindo pernah berjanji untuk membuat gorong-gorong air menuju laut di wilayah mereka. Ternyata hingga saat ini, janji tersebut belum juga direalisasikan. Ini membuat masyarakat menjadi marah dan sepakat melakukan aksi turun ke jalan dan membongkar median Jalan Datuk Laksemana. Tujuannya, agar air yang telah merendam rumah warga, dapat mengalir menuju laut," ujarnya. Sementara itu, Hendri Ikatan Pemuda Anak Negeri, yang juga turut dalam aksi, mengingatkan pemerintah dan pengelola pelabuhan membuat gorong-gorong pembuangan air ke laut. Sebab, jika terus dibiarkan berlarut, Kelurahan Dumai Kota akan semakin terendam. Bisa jadi satu kelurahan ini, akan kebanjiran. Hal ini karena Kelurahan Dumai Kota merupakan wilayah tampungan air terakhir sebelum menuju laut.

"Pemuda Anak Negeri, meminta Pemerintah Kota Dumai maupun PT Pelindo I Cabang Dumai, untuk segera merealisasikan gorong-gorong air menuju laut, sebagaimana janji mereka dua tahun lalu. Jangan justru menutup saluran yang telah ada, seperti di Jalan Patimura, akibat pembangunan di wilayah pelabuhan. Selain itu, pihak Pelindo jangan menunggu pemerintah dulu, baru bertindak. Pesaoalan akan menjadi seperti di pingponmg, kalau demikian," bebernya. Rumah Kapolresta Juga Kebanjiran Tidak hanya rumah warga, rumah dinas Kapolresta Dumai, turut terendam air akibat hujan yang melanda Kota Dumai kemarin. Saat dikonfirmasi, AKBP Zulkifli AR membenarkannya. Zulkifli bahkan heran, karena selama ini tidak pernah rumah dinasnya terendam air. Namun, pada bulan ini, sudah dua kali rumah dinasnya terendam air. "Dalam sebulan ini sudah dua kali rumah dinas saya terendam air. Untuk membuang air yang masuk ke dalam rumah, harus menggunakan mesin penghisap air. Sebagai masyarakat Dumai, saya mengimbau agar PT Pelindo segera merealisasikan janjinya untuk membuat gorong-gorong yang sesuai dengan volume air yang mengalir menuju laut, melalui kawasan mereka," ungkapnya. Bongkar pakai Escavator Pantauan Riau Mandiri, setelah sempat dibongkar warga dengan peralatan apa adanya, kemudian didatangkan alat berat. Escavator tersebut melakukan penggalian untuk mengaliri air yang menggenangi rumah warga. Hanya saja aliran air masih menggunakan saluran drainase di seberang jalan.

Menyikapi persoalan ini, anggota DPRD Dumai Dahril Qutni menegaskan agar PT Pelindo tidak seenaknya melakukan reklamasi pantai tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan. Sebab akibat yang ditimbulkan sangat merugikan masyarakat dimana banjir terjadi setiap saat.

"Kendati yang melakukan reklamasi itu mungkin perusahaan yang beroperasi di sana, tapi tetap tidak lepas dari tanggung jawab PT Pelindo. Pelindo hendaknya tidak arogan dalam berusaha dengan mengabaikan kepentingan masyarakat. Banjir yang belakangan ini sering terjadi, salah satunya akibat reklamasi pantai itu," tegas Dahril. Lebih lanjut Dahril menyebutkan bahwa izin reklamasi pantai perlu dipertanyakan kembali. Sebab dampak dari reklamasi yang dilakukan sangat merugikan." Kendati itu areal mereka, tapi tetap harus ada izin dari Pemko Dumai. Izin mereka itu perlu dipertanyakan dan siapa yang mengeluarkannya. Kalau memang mereka ada izin dan diterbitkan oleh instansi terkait, maka instansi itu juga perlu dipertanyakan alasannya mengeluarkan izin reklamasi tersebut. Sebab kondisinya sudah tidak benar lagi," ujar Dahril sedikit keras.

(Bobby E dan Faisal)

http://www.riaumand iri.net/indexben .php?id=6386


Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers

Tidak ada komentar:

Kedaulatan Rakyat Atas Ruang Harus Segera Diwujudkan

Suaka Margasatwa

Balai Raja

Giam Siak Kecil

Bukit Batu

Danau Pulau Besar

Bukit Rimbang Bukit Baling

Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket

 Tasik Tanjung Padang

Tasik Serkap

Tasik Metas

Tasik Belat

 Kerumutan

Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket

Perbandingan RTRWN Terhadap RTRWP

[RTRWN-RTRWP2.gif]