31 Agustus, 2007

Kehidupan Penghuni Hutan Itu Mulai Terusik2


Dari: raflis tata ruang <tata_ruang_riau@yahoo.co.id>
Kepada: tata_ruang_riau@yahoogroups.com
Terkirim: Sabtu, 23 Juni, 2007 10:03:35
Topik: [tata_ruang_riau] Kehidupan Penghuni Hutan Itu Mulai Terusik

Rencana Tata Ruang Provinsi yang dirancang oleh PT Transfera Jakarta sangat tidak mengakomodir daya dukung lingkungan dalam pengalokasian pemanfaatan lahan. Hal ini lebih disebabkan oleh ketidak lengkapan data yang dipakai dalam pembuatan peta rencana.

sama halnya dengan berita yang dibuat dibawah ini.

Banyak terjadi konflik satwa dengan manusia, disatu sisi ada satwa yang hares dilindungi berdasarkan kategori cites, dan pemerintah sendiri sudah membuat regulasi untuk itu, dan ada sangsi hukum bagi masyarakat yang menangkap atau membunuh satwa jenis ini. Disisi lain rumah tempat hidup satwa tersebut diganggu dan dihancurkan dengan memberikan izin konsesi kepada para konglomerat. akibatnya jelas, dampak yang ditimbulkannya adalah keluarnya satwa-satwa tersebut dari habitatnya dan masuk kepemukiman.

Disamping titik konflik yang disebutkan dibawah juga terjadi di daerah dumai, Menurut informasi yang kami dapatkan terdapat 60 ekor harimau sumatra di kawasan antara dumai dan bagan siapi-api. Dalam draft rencana tata ruang provinsi yang lagi dibahas saat ini hanya ditetapkan sekitar 12.000 ha sebagai kawasan suaka margasatwa. padahal homerange satu ekor harimau sekitar 5.000ha, Jadi kawasan yang ditetapkan pemerintah ini hanya dapat menampung maksimal 3 ekor harimau.

Kebutuhan hutan untuk 60 ekor harimau tersebut setidaknya 300.000 ha, kalau hutan cuma bisa menampung 3 ekor maka dimana 57 ekor lagi mau hidup? Jadi tidaklah heran kalau banyak terjadi harimau masuk kampung

hanya ada dua pilihan bagi pemerintah menyediakan tempat hidup bagi harimau atau membunuh harimau sebelum ada konflik dan timbul korban jiwa

23 Juni 2007 Pukul 09:08

Kehidupan Penghuni Hutan Itu Mulai Terusik
Kerusakan lingkungan akibat aktivtas pembalakan liar dan pembakaran lahan ternyata mengundang keprihatinan Kapolda Riau Brigjen Pol Drs Sutjiptadi MM. Hal ini terungkap saat Kapolda bersilaturahmi dengan masyarakat Kabupaten Siak di gedung Maharatu Siak Sri Indrapura. Laporan RUSLAN, Siak ruslan@riaupos. co.id

AKTIVITAS pembalakan liar dan pembakaran hutan dan lahan tidak hanya menimbulkan bencana bagi masyarakat, tapi juga bagi keseimbangan ekosistem lingkungan. Keluarnya para penghuni hutan, mulai dari harimau di Kecamatan Bunga Raya, amukan kawanan gajah di Balai Raja Duri, merupaan bukti bahwa kehidupan para penguasa hutan ini ikut terusik.

Andaikan hewan-hewan penghuni hutan ini bisa berbicara seperti manusia, barangkali mereka akan ikut antre mengadu ke kantor polisi terhadap rusaknya lingkungan tempat tinggal mereka. Keluarnya mereka dari dalam hutan lebih dikarenakan mereka kehilangan tempat mereka bermain.

''Untuk itu, kita harus prihatin dengan tetap konsisten menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak terus membabat hutan secara liar dan tidak melakukan pengolahan lahan dengan cara pembakaran,'' kata Kapolda.

Kerusakan lingkungan memberikan dampak yang cukup besar bagi kehidupan. Tidak hanya pada manusia tapi secara universal. Terus menipisnya kawasan hutan telah menimbulkan efek pemanasan global. Hal ini terbukti dalam satu tahun terahir ini, suhu udara di Provinsi Riau mengalami kenaikan 2 derajat. Kondisi ini ternyata berdampak cukup luas, kalau dikenaikan suhu 2 derjat ini terjadi di kutub utara jelas akan mencairkan lautan es.

Dan di Riau, dampaknya juga sudah terlihat dengan kenaikan suhu 2 derajat menyebabkan cepat terbakarnya kawasan lahan gambut yang ada. Mulai dari Inhil hingga ke Siak ini. Semua ini adalah dampak dari rusaknya kelestarian lingkungan.

Untuk itu, kata Kapolda, kebijakan Pemkab Siak melarang upaya pengolahan lahan denan cara pembakaran merupakan satu langkah yang sangat bijak dan sangat tepat. Langkah sebagai manifestasi dan komitmenya terhadap proses penegakan hukum dan pelestarian lingkungan.

''Siapa yang bisa menjamin api tidak akan membesar dan menimbulkan kebakaran hutan dan lahan. Sampai hari ini pengetahuan dan kemampuan mayarakat dalam pengelolaan mangemen api masih sangat rendah,'' tuturnya.***


Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!

Tidak ada komentar:

Kedaulatan Rakyat Atas Ruang Harus Segera Diwujudkan

Suaka Margasatwa

Balai Raja

Giam Siak Kecil

Bukit Batu

Danau Pulau Besar

Bukit Rimbang Bukit Baling

Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket

 Tasik Tanjung Padang

Tasik Serkap

Tasik Metas

Tasik Belat

 Kerumutan

Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket

Perbandingan RTRWN Terhadap RTRWP

[RTRWN-RTRWP2.gif]