17 Oktober, 2008

Indonesia Umumkan Komitmen Gubernur se-Sumatera untuk

Barcelona, Spanyol – Pemerintah Indonesian hari ini mengumumkan komitmennya mengenai penyelamatan ekosistem pulau Sumatera melalui penataan ruang berbasis ekosistem, restorasi kawasan kritis, dan perlindungan kawasan bernilai konservasi tinggi di Sumatera. Komitmen tersebut disampaikan hari ini dalam forum internasional Kongres Konservasi Dunia (World Conservation Congress) IUCN di Barcelona, Spanyol yang berlangsung dari 6 -17 Oktober 2008.

Komitmen penyelamatan ekosistem Pulau Sumatera tersebut sebelumnya telah disepakati dan ditandangani oleh Gubernur se-Sumatera dalam Rapat Gubernur Sumatera yang diadakan di Jakarta pada 18 September 200, dan didukung oleh Menteri Dalam Negeri, Menteri Negara Lingkungan Hidup, Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Kehutanan. Implementasi dari kesepakatan ini diharapkan dapat menjadi model pembangunan di Indonesia yang menerapkan penataan ruang berbasiskan ekosistem sebagai landasan pembangunan berkelanjutan di masa sekarang dan yang akan datang.

“Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan ini, para gubernur se-Sumatera akan menyiapkan dokumen strategis dan operasional pendukung guna merealisasikan penyelamatan ekosistem di Pulau Sumatera,” kata Hermien Rosita, Deputi Bidang Tata Lingkungan, Kementrian Negara Lingkungan Hidup. “Meskipun model ini dimulai di Pulau Sumatera, implementasi kesepakatan ini juga diharapkan dapat dibangun dan diterapkan di pulau-pulau yang lain”.


Sumatra adalah satu-satunya Pulau di dunia dimana empat satwa kunci (flagship species) harimau, gajah, orangutan dan badak Sumatera ditemukan keberadaannya dalam satu pulau. Hutan-hutan di Sumatera juga merupakan daerah resapan air, penyimpan cadangan karbon, gudang tanaman obat, serta sumber penghidupan bagi jutaan masyarakat sekitarnya

CI, FFI, WCS, WWF dan sejumlah organisasi konservasi lainnya di Sumatera yang bergabung didalam Forum Tata Ruang Pulau Sumatera (FORTRUST), telah sepakat untuk membantu terlaksananya implementasi komitmen politis tersebut demi terciptanya keseimbangan ekologis dan terlindunginya hutan dan kekayaan alam lainnya yang tersisa di Sumatera. Pulau Sumatera telah kehilangan 48 persen hutan alamnya sejak 1985. “WWF memberikan apresiasi yang tinggi terhadap komitmen ini dan siap membantu
mewujudkan komitmen tersebut di lapangan,” kata Mubariq Ahmad, Direktur Eksekutif WWF-Indonesia.

Lebih dari 13 persen hutan yang tersisa di Sumatra merupakan hutan gambut. Sebagian diantaranya merupakan hutan gambut dalam dunia dengan kedalaman hinggamencapai 10 meter. Pembukaan hutan-hutan gambut tersebut dapat menyebabkan terjadinya emisi karbon yang merupakan penyebab terjadinya perubahan iklim. “Dengan menyelamatkan hutan alam yang tersisa, maka Sumatera telah berkontribusi secara signifikan dalam memitigasi perubahan iklim global,” kata Marlis Rahman, Wakil Gubernur Sumatra Barat.

“Ada banyak tantangan di hadapan kita untuk memastikan keberhasilan pelaksanaan komitmen ini”, kata Noor Hidayat, Direktur Konservasi Kawasan, Departemen kehutanan. “Kerjasama yang baik antara pemerintah daerah dan pusat serta instansi terkait lainnya, termasuk lembaga finansial, LSM, dan masyarakat daerah maupun komunitas internasional merupakan faktor penting dalam implementasi komitmen ini agar
menjadi kenyataan.”
“Kami mengundang masyarakat internasional untuk mendukung kami dalam implementasi kesepakatan ini di lapangan,” kata Noor Hidayat.

###
Untuk Informasi lebih lanjut:
Hermien Roosita, Deputi Bidang Tata Lingkungan, Kementrian Negara Lingkungan Hidup, +62 8129601363
Marlis Rahman, Wakil Gubernur Sumatra Barat, + 62 811661841, marlisrahman@unand.ac.id
Ian Kosasih, Direktur Program Kehutanan, WWF-Indonesia, +62 811110697, ikosasih@wwf.or.id
Israr Ardiansyah, Media Relations, WWF-Indonesia : +628888742445, iardiansyah@wwf.or.id
Notes for Editors:
• Video B roll terkait dengan siaran pres ini dapat di download di www.panda.org/broadcast.
• Photo-photo terkait Sumatera atau partisipasi Indonesia dalam side event Kongres Konservasi
Dunia IUCN di Barcelona, dapat menghubungi dmurni@wwf.or.id, +62 811793458
• Pulau Sumatra menyimpan beragam jenis flora-fauna, seperti: 465 burung, 194 mamalia, 217
reptil, dan 820 jenis tumbuhan. Kekayaan flora diantaranya yaitu bunga terbesar di dunia
Rafflessia dan bunga tertinggi di dunia Amorpophallus. Bahkan pada tahun 2001, Andrew N.
Gillison dari Center for Biodiversity Management (CBM) menyatakan bahwa salah satu
kawasan di Sumatera, kawasan Tesso Nilo di Riau, memiliki keanekaragaman spesies
tumbuhan hutan dataran rendah yang tertinggi di dunia dengan keragaman melebihi hutan
Amazon.

Tidak ada komentar:

Kedaulatan Rakyat Atas Ruang Harus Segera Diwujudkan

Suaka Margasatwa

Balai Raja

Giam Siak Kecil

Bukit Batu

Danau Pulau Besar

Bukit Rimbang Bukit Baling

Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket

 Tasik Tanjung Padang

Tasik Serkap

Tasik Metas

Tasik Belat

 Kerumutan

Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket

Perbandingan RTRWN Terhadap RTRWP

[RTRWN-RTRWP2.gif]